14 September 2008

Ketat pada Diri Sendiri, Murah Hati pada Orang Lain

Fan Zhongxuan dikenal juga sebagai Fan Chunren. Ia adalah putra Fan Zhongyan, seorang politisi bermoral tinggi dan ahli sastra pada masa Dinasti Song Utara (960–1127 Setelah Masehi). Fan Zhongxuan sering mengajar putranya. “Orang bodoh pun sangat tajam saat menegur orang lain, sementara orang yang pandai menjadi tumpul saat ia memaafkan kesalahan sendiri. Bila seseorang dapat menegur diri sendiri sama seperti menegur orang lain dan memaafkan orang lain sama seperti memaafkan diri sendiri, suatu hari ia akan menjadi orang suci.”


Suatu ketika seseorang meminta nasehat Fan Zhongxuan tentang bagaimana seharusnya bersikap. Ia menjawab: “Sederhana adalah satu-satunya jalan untuk melatih rasa hormat dan kejujuran. Murah hati dan pemaaf satu-satunya jalan memperoleh kebaikan dan moral.”


Selama hidupnya, Fan Zhongxuan dikenal tekun mengembangkan moral pribadinya. Ia tidak memilih makanan. Setelah pulang kerja setiap hari, ia segera mengganti pakaian dengan tenunan kasar. Sesungguhnya ia suka menggunakan baju sederhana dari kecil. Kebiasan itu ternyata masih berlanjut sampai ia memperoleh jabatan tinggi dalam pemerintahan.


Banyak orang mengajar anak-anaknya agar ketat terhadap diri sendiri tetapi murah hati pada orang lain, suatu hal yang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Orang kebanyakan biasanya kalau melihat kekurangan atau kelakuan orang lain yang kurang berkenan, ia akan merasa kesal dibuatnya. Ia ingin mengritik atau memberi pelajaran pada orang itu. Itulah sebabnya mengapa orang bodoh pun menjadi sangat tajam jika mencela orang lain, sementara orang pandai menjadi tumpul bila berbicara tentang kekurangan dirinya sendiri.


Itu sebabnya Fan Zhongxuan menasehati putranya agar senantiasa menegur diri sendiri seperti menegur orang lain dan memaafkan orang lain seperti memaafkan diri sendiri, agar menjadi orang yang bermoral tinggi. Bila melihat kekurangan orang lain, harus ingatkan diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika dapat senantiasa berbuat demikian, kita dengan cepat dapat meningkatkan moral diri. Adalah senantiasa lebih mudah memaafkan diri sendiri daripada orang lain. Jika dapat memaafkan orang lain seperti memaafkan diri sendiri, kita tidak perlu khawatir tidak dapat menjadi orang bijaksana.


Seringkali kita mencoba menghiasi atau menyembunyikan masalah diri kita dengan argumentasi filosofis. Juga sering kita merasa puas diri jika melihat kelemahan orang lain. Sehingga hampir tidak mungkin membuat kemajuan dalam penempaan moral. Langkah terpenting menempuh perjalanan menempa diri adalah mencoba dengan sungguh-sungguh untuk menemukan kekurangan diri sendiri. Sangatlah mudah belajar filsafat dan menggunakannya sebagai kaca mata untuk menilai dan mengritik orang lain, tetapi sangatlah sulit menggunakan kaca yang sama untuk menilai dan mengadili diri sendiri.


Jika kita mengalami konflik atau gangguan, kita pertama-tama harus senantiasa memperbaiki diri sendiri dan tidak mencari kesalahan orang lain. Bila kita selalu dapat mencari ke dalam dan murah hati serta pemaaf, moral kita akan meningkat dan menjadi teladan bagi orang lain.


Sumber:http://www.minghui.org/mh/articles/2005/8/16/108264.html