Elisa menikah dengan bahagia dan hamil untuk pertama kali saat berumur sekitar 24 tahun. Pada masa awal kehamilannya berjalan dengan lancar. Tetapi sekitar 6 bulan kemudian dia mulai merasakan kesakitan yang hebat di salah satu indung telurnya. Sebuah kista ditemukan selama pemeriksaan medis dan mempengaruhi indung telur sehingga harus dipindahkan. Dia sebelumnya menjalani operasi untuk memindahkan sebuah kista dari payudaranya. Saat kelahiran, bayinya menderita cacat hati bawaan dan akhirnya meninggal di rumah sakit setelah beberapa minggu.
30 Juni 2008
Kisah Elisa Melihat Karma Masa Lalu
29 Juni 2008
Cao Bin: Pria Sejati Bersikap Rendah Hati
Seorang pria sejati, tidak dilihat dari kehebatannya. Ia cukup dengan bersikap rendah hati, pemaaf dan toleran terhadap orang lain. Sifat itulah yang dimiliki Jenderal Besar Cao Bin.
Tahun ke-5 periode Xiande pada masa akhir Dinasti Zhou, Kaisar Shizong (Chai Rong) meminta Cao Bin untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke kerajaan Wuyue. Wuyue mencoba memberinya banyak hadiah pada berbagai kesempatan, tetapi Cao Bin selalu menolak. Saat perjalanan pulang, setelah naik ke kapal, Wuyue tanpa sepengetahuan Cao Bin meninggalkan sejumlah besar emas, perak dan berbagai permata di atas kapal sebagai hadiah untuknya.
Setelah kembali ke istana, Cao Bin menyerahkan seluruh harta tersebut kepada istana. Kaisar sangat tersentuh dengan sikapnya tersebut dan mengembalikan seluruh hadiah kepadanya. Cao Bin tidak ada pilihan kecuali menerima penghargaan kaisar. Setelah menerima hadiah dari kaisar, ia membagikan seluruhnya kepada kerabat dan kawan-kawannya.
Pada saat itu, Zhao Kuangyin (yang belakangan mendirikan Dinasti Song dan menjadi Kaisar Taizong) adalah seorang jenderal penting yang memimpin pasukan kerajaan. Banyak perwira mencoba mendekatinya, hanya Cao Bin yang tidak melakukan itu. Selain dalam tugas resmi, ia tidak pernah mengunjungi Zhao di rumahnya. Setelah Zhao Kuangyin menjadi kaisar, ia pernah sekali bertanya kepada Cao, “Pada masa lalu, saya selalu ingin mengenal Anda lebih dekat. Mengapa Anda selalu dengan sengaja menjaga jarak dan menghindar dari saya?” Cao Bin menjawab, “Saya cukup dekat dengan mantan Kaisar Zhou dan juga seorang pejabat di istananya. Saya memusatkan perhatian untuk memenuhi kewajiban dan tidak ingin membuat kesalahan. Bagaimana saya berani berteman dengan Yang Mulia?” Karena jawabannya yang jujur kaisar menjadi lebih memandangnya.
Tahun kedua periode Jianlong, Cao Bin mengabdi sebagai kanselir Liu Guangyi, ketika Liu memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan di Shu (Provinsi
Setelah Dinasti Song didirikan, penguasa terakhir dari Dinasti Tang yang sebelumnya melarikan diri ke
Setelah Cao Bin dengan sukses menyelesaikan misi dan kembali ke Istana Song, dalam laporannya kepada kaisar, ia sekali lagi tidak mencoba untuk membanggakan diri sama sekali. Ia hanya menulis, “Saya telah menyelesaikan tugas yang kaisar titahkan kepada saya di selatan.”
Sebelum Cao Bin memimpin tentara ke selatan, kaisar pernah berkata, bahwa beliau akan mengangkatnya menjadi perdana menteri bila Cao berhasil menaklukkan Dinasti Tang Selatan. Karena itu setelah wakilnya, Pan Renmei segera memberi selamat kepada Cao karena akan menjadi perdana menteri yang akan datang. Cao Bin tertawa lembut dan berkata, “Bukanlah demikian. Saya hanyalah memenuhi kewajiban. Kita dapat meraih kemenangan hanya karena karunia langit dan strategi militer yang istana telah kembangkan sebelumnya. Jasa apa yang telah saya buat? Saya bahkan tidak pantas memperoleh jabatan itu.”
Walaupun Cao Bin memegang jabatan tinggi, ia sama sekali tidaklah kaya. Ia memberikan sisa gajinya kepada saudara-saudaranya. Buku Rekor Dinasti Song menggambarkannya sebagai berikut, “Setelah memadamkan pemberontakan dua negeri (Shu dan Tang Selatan), ia tidak mengambil satu sen pun. Ia seorang jenderal dan perdana menteri, tetapi tidak pernah berpikir ia seorang yang istimewa karena jabatannya”. Ketika mengabdi pada istana kerajaan, ia tidak pernah melawan kehendak kaisar, juga tidak pernah membahas kekurangan orang lain. Ketika di perjalanan, ia selalu memerintahkan juru mudinya untuk menjalankan keretanya di tepi jalan dan membiarkan kereta perwira lainnya berlalu lebih dahulu, bahkan bila pejabat tersebut berpangkat jauh lebih rendah darinya. Ia tidak pernah memanggil bawahannya langsung dengan nama untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada mereka. Bila bawahannya menghadap untuk melapor, ia selalu mengenakan pakaian dan topinya dengan cermat sebelum menemui mereka.
Ia memperlakukan bawahannya dengan toleransi yang besar, pertama-tama selalu memposisikan dirinya dalam situasi mereka. Ketika ia menjadi pejabat di
Dalam Buku Sikap (Li Ji) dikatakan, “Seorang pria sejati tidak membesar-besarkan maupun membanggakan prestasinya. Ia hanya menceritakan fakta-fakta apa adanya”. Dikatakan lagi, “Seseorang seharusnya memuji perbuatan baik dan prestasi orang lain, menghargai dan memperlakukan mereka dengan hormat”. Juga dikatakan, “Karenanya, walaupun seorang pria sejati bersikap rendah hati, orang-orang dengan sendirinya akan menghormatinya”.
Cao Bin bukan saja berbakat, tetapi juga memiliki banyak budi jasa. Ia seorang pria sejati yang bersikap rendah hati, pemaaf dan toleran terhadap orang lain. Pada saat ia wafat, Kaisar Zhenzong dari Dinasti Song sangatlah sedih dan menangis. Setiap kali beliau bicara tentang Cao dengan para pejabatnya, kaisar menjadi terisak-isak. Setelah kematiannya, kaisar memberikan Cao gelar bangsawan Adipati Jiyang. Ia dan Perdana Menteri Zhao Pu keduanya memperoleh tempat terhormat di Kuil Kaisar Taizong. Ia secara luas juga dianggap sebagai seorang jenderal besar.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2005/11/15/114114.html
English: http://www.pureinsight.org/pi/articles/2005/12/26/3617.html