07 September 2008

Dipukul Tidak Membalas, Dicaci Juga Tidak Membalas

Ini adalah sepenggal pengalaman seorang murid Minghui School di Bali, dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa di Bali, pada tanggal 10 Agustus 2008.

Nama saya Luh Gede Sri Bakti Asih, usia 13 tahun, kelas III SMP. Saya mendapatkan Fa lima tahun yang lalu bersama orang tua saya.

Beberapa teman sekolah, suka mengejek dan menjaili saya. Selain saya, teman-teman yang lain juga sering mereka kerjain. Saya juga sempat dipalak atau dimintai uang oleh mereka, tapi saya tidak bersedia memenuhi permintaan mereka, kemudian mereka merebut aksesoris saya lalu menghancurkannya. Saya kurang tahu mengapa mereka berbuat begitu kepada saya, mungkin mereka iri terhadap prestasi saya.

Suatu hari saya memakai jaket ke sekolah. Begitu pelajaran dimulai, saya menyimpannya di kolong bangku sekolah. Pada saat bel istirahat berbunyi, saya bersama teman lainnya meninggalkan kelas pergi ke kantin. Namun beberapa teman yang suka usil ini masih ada di dalam kelas. Selain mereka, ada seorang teman lain tidak meninggalkan kelas.

Sekembali dari kantin, saya telah menemukan jaket dan seluruh isi kotak pensil saya hilang. Menurut seorang teman yang tidak meninggalkan kelas, sekelompok teman yang suka usil kepada saya telah membuang isi kotak pensil saya ke semak-semak melalui jendela dan menyembunyikan jaket saya.

Karena saking seringnya saya diperlakukan seperti itu, kesabaran saya saat itu benar-benar habis, saya menangis. Karena tidak bisa membendung rasa marah, saya membentak-bentak mereka, mereka tetap tidak mau mengaku. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, mereka akhirnya mengaku dan meminta maaf kepada saya serta mengembalikan jaket yang mereka sembunyikan.

Sampai di rumah, saya menceritakan semua kejadian tersebut kepada ibu. Ibu menegur saya agar lain kali tidak seperti itu lagi. Seharusnya saya berterima kasih kepada mereka, bahkan harus tersenyum saat diperlakukan tidak adil. Setelah kejadian itu, saya mulai bisa memahami dan mengubah sikap saya.

Setelah satu minggu berlalu mereka membuat ulah lagi. Saya diejek oleh mereka dan salah satu dari mereka memukul saya. Lalu saya ingat kata-kata Guru di dalam buku Zhuan Falun bahwa “Dipukul tidak membalas, dicaci juga tidak membalas.” Setelah saya mengingat kata-kata Guru, saya pun mengucapkan terima kasih di dalam hati dan tersenyum kepada mereka. Lalu tanpa disadari mereka meminta maaf kepada saya. Saya tidak menyalahkan mereka, bahkan saya sempat mencari ke dalam, mengapa mereka berlaku seperti itu? Mungkin di kehidupan yang lalu saya pernah memperlakukan mereka seperti itu. Sampai saat ini mereka tidak pernah lagi memperlakukan saya tidak baik. Bahkan mereka yang dulunya sering iri dengan prestasi saya, sekarang malah mendukung saya untuk terus menjadi juara di sekolah.

Sumber: http://minghui-school.net/content/view/185/39/