Suatu ketika di saat sedang bekerja, mendadak seorang teman berkata dengan misterius: “Bagaimana kalau kita lakukan suatu tes psikologi?” “Boleh, katakan saja,” saya merasa aneh dan juga ingin tahu. “Dengarkan baik-baik,” katanya, “ada
Berpikir cukup lama lalu saya berkata: “Merak, harimau, anjing, kera dan gajah.” “Ha, ha, ha,…,” temanku tertawa terbahak-bahak, lalu berkata: “Ternyata jawabanmu tidak jauh dari dugaanku, kamu juga melepaskan merak lebih dulu, tahukah kamu merak itu melambangkan apa?” Sang teman menjelaskan padaku: “Merak mewakili suami/istri atau kekasih; harimau mewakili keinginan kuasa dan kekayaan; gajah mewakili orangtua; anjing mewakili teman dan kera mewakili anak.” Jawaban dari pertanyaan ini adalah mencerminkan apa yang pertama akan kamu korbankan di kala kamu menemui kesulitan. Coba kamu lihat sendiri orang macam apakah kamu ini.”
Merak mewakili kekasih? Saya sangat terkejut. Apakah dalam keadaan susah yang pertama saya lepaskan adalah kekasih saya? Benarkah saya termasuk golongan orang macam begitu? Disodori pilihan, mengapa saya pertama melepas merak? Karena saya merasa meraklah yang paling tidak dapat menolong saya bila saya dalam keadaan susah.
Saya tidak setuju dengan penilaian teman ini, maka saya mencari orang lain untuk ikut dalam permainan itu. Sama seperti yang dikatakan oleh teman saya, hampir semua orang selalu melepaskan merak pada urutan pertama. Di saat terakhir saya mengungkapkan jawaban, banyak reaksi orang yang sama dengan saya, bahkan ada pula yang berkata: ”Orang yang menciptakan permainan ini pasti bukan orang normal.”
Pada suatu hari ketika saya menelepon seorang teman, mendadak terpikir soal permainan ini, lalu meminta teman ini untuk menjawab. Teman ini setelah berpikir lama lalu berkata: “Kera, harimau, gajah, anjing, merak.” Saya amat terkejut, dialah satu-satunya orang yang memilih terakhir melepas merak. “Mengapa terakhir melepas merak?” saya bertanya dengan amat terperanjat. Sebaliknya, dia amat kaget dengan pertanyaanku, dan berkata: “Coba kamu pikirkan, di antara
Saya segera mengerti kesedihan saya. Dalam proses menentukan pilihan, kita selalu menuntut apa yang dapat diberikan oleh orang lain terhadap diri kita, tanpa pernah memikirkan apa yang orang lain butuhkan dari diri kita.