15 Januari 2009

Maafkan Orang yang Melukai Kita

Tahun lalu, saya pernah melihat sepucuk surat di Universitas Iowa, AS, dokumen salinan surat itu sudah lama tersimpan di rumah wakil kepala seminarium yang pernah bekerja di universitas tersebut, dan itu adalah sepucuk surat yang sulit untuk dipahami oleh kita, bangsa China. Wakil kepala seminarium itu namanya Ane Kararoy, ia adalah salah satu wanita yang paling berpengaruh di Universitas Iowa tersebut.


Dahulu, ayahnya pernah mengarungi lautan dan samudera pergi ke China menyebarkan agama, Ane menjadi orang Amerika yang lahir di Shanghai, China, karena itu terhadap orang China ia memiliki perasaan yang istimewa. Ia belum menikah seumur hidupnya, dalam memperlakukan mahasiswa China sama seperti memperlakukan anak sendiri, dengan amat seksama memberi perhatian dan kasih sayang pada mereka. Setiap tahun pada saat hari Natal selalu mengundang mahasiswa China berkunjung ke rumahnya sebagai tamu.


Tak terduga, peristiwa yang malang terjadi pada tanggal 1 Nopember 1991, dan itu adalah peristiwa tragis yang menggemparkan dunia di satu tempat. Seorang mahasiswa China yang bernama Lu Gang, yang ketika itu ia baru memperoleh gelar doktor fisika antariksa dari Universitas Iowa, menembak mati tiga profesor universitas tersebut, seorang mahasiswa yang juga memperoleh gelar doktor di saat yang sama dengannya yaitu Shan Lin Hua, dan wakil kepala seminarium universitas tersebut Ane Kararoy juga jatuh dalam genangan darah dan air mata.


Pada tanggal 4 Nopember 1991, sebanyak 28.000 mahasiswa dan dosen pengajar Universitas Iowa seluruhnya menghentikan kegiatan belajar-mengajar satu hari, untuk mengadakan upacara pemakaman Ane Kararoy dan perkabungan. Ketika sahabat karib Ane Kararoy yakni pendeta Theo Paul mengenangkan kembali sepanjang kehidupan Ane Kararoy mengatakan: “Seandainya hari ini merupakan hari selubungan dendam dan amarah kita, maka Ane Kararoy adalah orang pertama yang menyalahkan kita.”


Pada hari itu, tiga saudara Ane Kararoy mengadakan konferensi pers, mereka menyumbangkan sejumlah dana atas nama Ane Kararoy, mengumumkan membentuk sebuah yayasan beasiswa internasional Dr. Ane Kararoy, guna menghibur dan mempercepat kesehatan mental mahasiswa luar negeri, mengurangi terjadinya tragedi manusia.


Saudara-saudara Ane Kararoy yang masih dalam suasana pedih tak terkira, dan dengan kasih sayang yang sangat besar membacakan sepucuk surat yang diperuntukkan pada keluarga Lu Gang. Dan inilah surat yang saya temui di dalam kamarnya: Surat dari keluarga Ane Kararoy yang diperuntukkan pada keluarga Lu Gang:


4 Nopember 1991


Teruntuk Lu Gang tersayang,


Kami telah mengalami kepedihan yang tiba-tiba terjadi, kami telah kehilangan dirinya di saat yang paling cemerlang dalam sepanjang hidup kakak. Kami merasa sangat bangga pada kakak, ia mempunyai daya pengaruh yang sangat besar, mendapat rasa hormat dan cinta dari setiap orang yang berhubungan dengannya -- keluarganya, tetangga, rekan-rekan dari kalangan akademis serta mahasiswa dan kerabatnya yang tersebar di setiap negara.


Kami sekeluarga dari tempat yang sangat jauh tiba di tempat ini, bukan saja merasakan kepedihan bersama dengan sejumlah besar teman-teman kakak, namun juga selalu menikmati semua kenangan manis dan indah bersama kakak saat ia masih berada di dunia.


Ketika kami saling berkumpul bersama dalam kesedihan dan kenangan, kami juga teringat akan segenap keluarga Anda, dan memanjatkan doa untuk kalian. Karena Sabtu pekan ini kalian pasti merasa sangat pedih dan terkejut.


Ane Kararoy paling yakin akan cinta kasih dan toleransi. Kami menulis surat ini di saat kepedihan kalian, dan maksudnya tiada lain adalah ingin berbagi bersama kepedihan kalian, juga berharap kalian dan kami bersama-sama memanjatkan doa agar saling mencintai. Di saat-saat kepedihan ini, Ane Kararoy berharap hati dan pikiran kita semua agar dipenuhi dengan rasa simpati, toleransi dan cinta kasih. Kita tahu, bahwa di saat demikian yang lebih merasa pedih dibanding kami, hanya sekeluarga kalian saja. Dan harap kalian maklum, bahwasannya kami bersedia menanggung kepedihan ini bersama dengan kalian. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama mendapatkan hiburan dan dukungan dari hal tersebut. Dan Ane Kararoy juga akan berharap demikian.


Saudara-saudara Ane Kararoy yang tulus

Frank/Michael/ Paul Kararoy”


Selesai membaca isi surat ini, linangan air mata telah membuat buram sepasang mata saya, dan perasaan hati saya diliputi oleh rasa terima kasih secara mendalam. Saya berharap, semoga semua teman serumpun China yang pernah membaca isi surat ini bisa merasakan perasaan ini bersama dengan saya, belajar isi hati yang agung dan luhur ini.


Sumber: The Epoch Times