15 Oktober 2008

Sebuah Harga

Seorang penceramah terkenal dalam suatu pertemuan yang dihadiri 200 orang mengeluarkan selembar uang kertas senilai US$ 20. Lalu ia berkata dihadapan para hadirin, “Siapakah yang menginginkan uang US$ 20 ini?” Segera beberapa orang dengan cepat mengacungkan tangannya. Penceramah melihat-lihat, lalu tersenyum. “Aku akan memberikan uang ini pada satu orang di antara kalian. Namun sebelum ini, aku ingin berbuat demikian.” Sambil berkata lalu uang kertas itu diremasnya.

Kemudian bertanya lagi, “Siapa yang masih menginginkan uang kertas ini?” Tetap saja ada yang mengacungkan tangannya. “Bagus sekali,” penceramah ini kemudian berkata lagi, “Kalau begitu seandainya aku berbuat demikian.” Sambil berkata lalu melemparkan uang kertasnya di atas lantai, kemudian menginjaknya dengan sepatu, lantas dipungutnya kembali dan berkata, ”Sekarang uang ini menjadi kumal dan kotor. Apakah masih ada yang menginginkannya?” Tetap saja ada beberapa orang yang mengacungkan tangannya.

“Para hadirin, saya pikir kita telah mempelajari sebuah pelajaran yang sangat berharga. Biar apa pun telah kulakukan terhadap uang ini, namun kalian tetap saja masih menginginkan. Penyebabnya karena tidak merusak nilainya, ia tetap bernilai US$ 20,” kata penceramah tadi.

Di dalam kehidupan kita, banyak sekali masalah, terkadang kita jatuh, dirugikan, membuat patah semangat. Saat semua keadaan ini terjadi, selalu saja membuat kita merasa serba salah. Namun biar apa pun yang telah terjadi atau akan terjadi sesuatu, kita tidak akan kehilangan harga diri.

Kita masih tetap diri semula, semakin banyak tempaan, hanya bisa membuat kita semakin berkembang matang dan kuat. Seperti emas dilapisi debu dan meskipun melalui lebih banyak waktu ditiup angin diterpa hujan. Juga tidak akan merusak nilai semula. Asalkan kita yakin demikian, dan mematut diri dengan berbuat baik dan sabar. Dan ini harus dicamkan, jangan biarkan kekecewaan kemarin membuat impian esok menjadi suram!

Sumber: Tabloid Era Baru, Tahun Ke-1 No. 17